Saya Menginginkan Seluruh Dunia Plus 5%
Salah satu tulisan yang ada di dalam file dokumen saya, dan saya lupa dimana saya mendapatkan tulisan ini dari siapa atau website mana. Namun, tulisan ini cukup bagus dan menggambarkan bagaimana dunia kita sekarang ini. Banyak sekali lini kehidupan modern dikuasai oleh kartel atau lembaga "terselubung" yang menjerat banyak sekali kehidupan manusia...
Saya
Menginginkan Seluruh Dunia Plus 5%
Bab
I dari Buku : Masa Lalu Uang & Masa Depan Dunia
Penerbit
: Pustaka Pohon Bodhi (Oktober 2007)
Terjemahan
dari artikel : Larry Hannigan
sebuah
dongeng sebelum memulai...
Saya
Menginginkan Seluruh Dunia Plus 5%
Fabian
sangat bahagia karena dia akan menyampaikan sebuah pidato ke masyarakat besok.
Dia selalu menginginkan kekayaan dan kekuasaan dan sekarang impiannya akan
segera menjadi kenyataan. Dia adalah seorang tukang emas, mengukir emas dan
perak menjadi perhiasan, tetapi semakin lama semakin tidak puas karena harus
bekerja keras dalam hidupnya. Fabian menginginkan kesenangan, dan juga
tantangan, dan sekarang rencana barunya siap untuk dimulai.
Selama
puluhan generasi, masyarakat terbiasa dengan sistem perdagangan barter.
Seseorang akan menghidupi keluarganya dengan memproduksi semua yang mereka
butuhkan ataupun mengkhususkan diri dalam perdagangan produk tertentu.
Kelebihan dari yang dia produksi, akan dia tukarkan dengan kelebihan barang
lain yang diproduksi orang lain.
Pasar
setiap hari ramai dan bersemangat, orang-orang berteriak dan melambaikan
dagangannya. Sebelumnya pasar adalah tempat yang menyenangkan, tetapi sekarang
jumlah orang terlalu banyak, pertengkaran pun semakin banyak. Tidak ada lagi
waktu untuk ngobrol dan bercanda, sebuah sistem yang lebih baik mulai
diperlukan.
Secara
umum, orang-orang relatif bahagia, dan mereka menikmati buah dari hasil kerja
keras mereka.
Di setiap
komunitas dibentuk sebuah pemerintahan yang sederhana yang tugasnya menjaga
agar kebebasan dan hak setiap anggota masyarakat dilindungi dan untuk
memastikan bahwa tak seorang pun akan dipaksa untuk melakukan hal yang tidak
dia inginkan oleh siapapun juga.
INI
ADALAH TUJUAN SATU-SATUNYA DARI PEMERINTAH (GOVERNMENT) DAN SETIAP ANGGOTA
PEMERINTAH DIPILIH SECARA SUKARELA OLEH ANGGOTA KOMUNITAS YANG ADA.
Namun,
ada masalah yang tidak bisa mereka selesaikan di perdagangan pasar sehari-hari…
Apakah sebelah pisau senilai dengan dua keranjang jagung? Apakah seekor kerbau
lebih berharga dari seekor ayam…? Orang-orang menginginkan sistem yang lebih
baik.
Fabian
mengiklankan diri kepada masyarakat, “Saya punya solusi atas masalah barter
yang kita alami, dan saya mengundang kalian semua untuk sebuah pertemuan publik
besok harinya.”
Besok
harinya orang-orang pun berkumpul di tengah kota dan Fabian menjelaskan kepada
mereka konsep tentang “uang”. Masyarakat yang mendengarkan pidatonya terkesan
dan ingin mendengar lebih banyak.
“Emas yang saya produksi menjadi perhiasan
adalah logam yang luar biasa. Dia tidak akan berkarat, dan bisa bertahan sangat
lama. Saya akan membuat emas dalam bentuk koin dan kita akan menyebut setiap
koin dengan nama dolar”
Fabian
menjelaskan konsep tentang nilai, dan bahwa “uang” akan menjadi medium
pertukaran barang, sebuah sistem yang lebih baik daripada barter.
Salah
satu dari anggota pemerintah bertanya “Tetapi orang tertentu bisa menambang
emas sendiri dan membuat koin untuk diri mereka sendiri.”
“Ini
tidak boleh diterima” kata Fabian. “Hanya koin-koin yang disetujui pemerintah
yang boleh digunakan, dan kita akan membuat stempel khusus di koin-koin
tersebut.” Ini kedengarannya masuk akal dan orang-orang pun mulai menyarankan
agar setiap orang mendapatkan sama banyak. “Tetapi saya yang paling pantas
mendapatkan lebih” kata si pembuat lilin. “Tidak, saya lah yang berhak
mendapatkan lebih,” kata si petani. Dan pertengkaran pun dimulai.
Fabian
membiarkan mereka bertengkar selama beberapa saat, kemudian berkata, “Karena
tidak ada kesepakatan di antara kalian semua, biarlah saya yang menentukan
angkanya buat Anda. Tidak ada batasan berapa koin yang akan Anda dapatkan dari
saya, semua tergantung kemampuan Anda untuk membayar. Semakin banyak yang Anda
dapatkan, semakin banyak yang harus Anda kembalikan tahun depan.”
“Lalu
apa yang akan kamu dapatkan?” kata salah satu pendengar.
“Karena
saya yang menyediakan jasa ini, yaitu suplai uang, maka saya berhak mendapatkan
bayaran dari kerja kerasku. Untuk setiap 100 koin yang Anda dapatkan dari saya,
Anda akan membayarkan kembali kepadaku sebanyak 105 koin tahun depannya. 5 koin
ini adalah bayaranku, dan saya akan menyebutnya bunga.”
Kedengarannya
tidak terlalu buruk, lagipula 5% sepertinya tidak banyak. Maka orang-orang pun
setuju. Mereka sepakat untuk bertemu seminggu kemudian dan memulai sistem baru
ini.
Fabian
tidak membuang waktu. Dia membuat koin emas siang dan malam, dan seminggu
kemudian dia pun siap dengan koinnya. Orang-orang antri panjang di depan
tokonya. Setelah dicek dan disetujui oleh pemerintah, koin emas Fabian resmi
diedarkan. Sebagian orang hanya meminjam sedikit koin, setelah itu mereka
segera pergi ke pasar mencoba sistem baru ini.
Masyarakat
segera menyadari sisi baik dari sistem ini, dan mereka pun mulai menilai harga
setiap barang dengan koin emas atau dolar. Orang-orang memberikan harga pada
dagangannya sesuai dengan usaha untuk memproduksi barang tersebut. Barang yang
mudah diproduksi harganya lebih rendah, dan barang yang sulit diproduksi
harganya lebih mahal.
Alan
adalah seorang tukang jam. Satu-satunya di kotanya. Jam yang dia buat sangatlah
mahal, tetapi orang-orang bersedia membayar untuk mendapatkan jam yang dia
buat. Dan kemudian ada seorang lain yang juga mulai membuat jam dan menjualnya
dengan harga yang lebih murah. Alan pun terpaksa menurunkan harga jamnya. Kedua
orang ini bersaing memproduksi jam dengan kualitas terbaik dengan harga yang
lebih murah. Ini adalah asal muasal dari apa yang kita sebut kompetisi.
Hal
yang sama terjadi juga kepada para kontraktor, operator transportasi, akuntan,
petani, dan lainnya. Para pembeli selalu memilih transaksi yang menurut mereka
paling menguntungkan, mereka memiliki kebebasan untuk memilih. Tidak ada
perlindungan buatan semacam lisensi ataupun cukai tarif untuk menghambat
orang-orang memulai perdagangan. Standar hidup masyarakat mulai meningkat, dan
tak lama kemudian orang-orang pun tidak bisa membayangkan sebuah sistem
perdangan tanpa uang.
Setahun
kemudian, Fabian pun mulai mendatangi orang-orang yang berhutang kepadanya.
Orang-orang tertentu memiliki koin emas lebih dari yang mereka pinjam, tetapi
ini berarti ada orang lainnya yang memiliki lebih sedikit dari yang mereka
pinjam, sebab jumlah koin yang dibuat pada awalnya memang terbatas jumlahnya.
Orang-orang yang memiliki koin lebih membayar kepada Fabian dan juga 5%
bunganya, tetapi mereka kemudian meminjam lagi kepadanya untuk melanjutkan
sistem perdagangan di tahun mendatang.
Sebagian
orang mulai menyadari untuk pertama kalinya seperti apa rasanya hutang. Sebelum
mereka bisa meminjam kembali kepada Fabian, kali ini mereka harus menjaminkan
aset-aset kepadanya, dan mereka pun melanjutkan perdagangan selama setahun
mendatang, mencoba mendapatkan 5 koin lebih untuk setiap 100 koin yang mereka
pinjam dari Fabian.
Saat
itu, belum ada seorang pun yang menyadari bahwa seluruh masyarakat, sekalipun
mengembalikan semua hutang koin mereka, tetap tidak bisa melunasi hutang mereka
kepada Fabian, karena kelebihan 5% koin emas yang merupakan kewajiban mereka
tidak pernah diedarkan oleh Fabian. Tak seorang pun selain Fabian yang
mengetahui bahwa adalah hal yang mustahil bagi masyaratkat ini untuk bisa
melunasi hutang mereka bila ditambahkan dengan bunga, uang yang tidak pernah
dia edarkan.
Memang
benar Fabian sendiri juga membuat koin untuk dirinya sendiri dan koin ini akan
beredar di masyarakat, namun tidak mungkin dia sanggup mengkonsumsi 5% dari
semua barang di masyarakat.
Di
dalam toko emasnya, Fabian memiliki sebuah ruang penyimpanan yang sangat kuat,
dan sebagian masyarakat merasa lebih aman kalau menitipkan koin emas mereka
kepada Fabian untuk disimpan. Fabian akan menagih sejumlah uang tertentu
sebagai jasa penyimpanan untuk orang-orang tersebut. Sebagai bukti atas deposit
emas mereka, Fabian memberikan mereka selembar kertas kwitansi.
Orang-orang
yang membawa kwitansi dari Fabian ini bisa menggunakan kertas ini untuk membeli
barang sama halnya seperti menggunakan koin emas. Dan lama-kelamaan
kertas-kertas ini beredar di masyarakat sebagai uang sama seperti koin emas.
Tak
lama kemudian, Fabian menemukan bahwa kebanyakan orang tidak akan menukarkan
kembali kwitansi deposit mereka dengan koin emasnya.
Dia
pun berpikir, “Saya memiliki semua emas di sini dan saya masih juga bekerja
sebagai tukang emas. Ini benar-benar tak masuk akal. Ada ribuan orang di luar
sana yang akan membayarkan bunga kepada saya atas koin-koin emas yang mereka
titipkan kembali kepada saya yang bahkan tidak mereka tukarkan kembali.”
Memang
benar, emas-emas mereka bukan milikku, tetapi emas-emas itu ada di dalam
gudangku, dan itulah yang penting. Saya tidak perlu membuat koin sama sekali,
saya bisa menggunakan koin-koin yang dititipkan kepadaku.
Mulanya
Fabian sangat hati-hati, dia hanya meminjamkan sebagian kecil dari emas yang
dititipkan orang kepadanya. Lama-kelamaan, karena terbukti tidak ada masalah,
dia pun meminjamkan dalam jumlah yang lebih besar.
Suatu
hari, seseorang mengajukan sebuah pinjaman yang nilainya sangat besar. Fabian
berkata kepadanya “daripada membawa koin emas dalam jumlah sebesar itu,
bagaimana kalau saya menulis beberapa lembar kwitansi emas kepadamu sebagai
bukti depositmu kepadaku.” Orang itu pun setuju. Dia mendapatkan hutang yang
dia inginkan tetapi emasnya tetap di gudang Fabian! Setelah orang itu pergi,
Fabian pun tersenyum, dia bisa meminjamkan emas kepada orang sambil
mempertahankan emas di gudangnya sendiri.
Baik
teman, orang tak dikenal, maupun musuh, membutuhkan uang untuk melanjutkan
perdagangan mereka. Selama orang-orang bisa memberikan jaminan, mereka bisa
meminjam sebanyak yang mereka butuhkan. Dengan hanya menuliskan kwitansi,
Fabian bisa meminjamkan emas-emasnya senilai beberapa kali lipat dari yang
sebenarnya dia miliki. Segalanya akan baik-baik saja selama orang-orang tidak
menukarkan kwitansi deposit emas mereka kepada Fabian.
Fabian
memiliki sebuah buku yang menunjukkan debit dan kredit dari setiap orang.
Bisnis simpan-pinjam ini benar-benar sangat menguntungkan baginya.
Status
sosial Fabian di masyarakat meningkat secepat kekayaannya. Dia mulai menjadi
orang penting, dia harus dihormati. Di dunia finansial, kata-katanya adalah
ibarat sabda suci.
Tukang
emas dari kota lain mulai penasaran tentang rahasia Fabian dan suatu hari
mereka pun mengunjunginya. Fabian memberitahu apa yang dia lakukan, dan
menekankan kepada mereka pentingnya kerahasiaan dari sistem ini.
Seandainya
skema ini terekspos, bisnis mereka pasti akan ditutup, jadi mereka sepakat
untuk menjaga kerahasiaan bisnis ini.
Masing-masing
tukang emas ini kembali ke kota mereka dan menjalankan operasi seperti yang
diajarkan oleh Fabian.
Orang-orang
menerima kwitansi emas sama seperti emas itu sendiri, dan banyak emas yang
masyarakat pinjam yang akan dititipkan kembali kepada Fabian. Ketika seorang
pedagang ingin membayar kepada pedagang lainnya, mereka bisa menuliskan sebuah
instruksi kepada Fabian untuk memindahkan uang dari rekening mereka kepada
rekening lainnya, yang akan dilakukan oleh Fabian dengan mudah dalam beberapa
menit. Sistem ini menjadi sangat populer, dan kertas instruksi ini pun mulai
dikenal dengan sebutan “cek.”
Pada
suatu malam, para tukang emas dari berbagai kota ini mengadakan sebuah
pertemuan rahasia dan Fabian mengajukan sebuah rencana baru. Besok harinya
mereka rapat dengan pemerintah dan Fabian berkata, “Kertas kwitansi kami telah
menjadi sangat populer. Tak perlu diragukan, Anda para wakil rakyat juga
menggunakan mereka dan manfaatnya jelas-jelas sangat memuaskan. Namun, sebagian
kwitansi ini telah dipalsukan oleh orang-orang. Hal ini harus dihentikan!”
Para
anggota pemerintah pun mulai khawatir. “Apa yang bisa kami lakukan? Tanya
mereka. Jawaban Fabian “Pertama-tama, adalah tugas dari pemerintah untuk
mencetak uang kertas dengan desain dan tinta yang unik, dan masing-masing uang
kertas ini harus ditandatangani oleh Gubernur. Kami para tukang emas akan
dengan senang hati membayar biaya cetak ini, ini juga akan menghemat banyak
waktu kami untuk menulis kwitansi.” Para anggota pemerintah berpikir “Ya,
memang kewajiban kami untuk melindungi masyarakat dari pemalsuan uang dan
nasehat dari Fabian ini kedengarannya memang masuk akal.” Dan mereka pun setuju
untuk mencetak uang kertas ini.
“Yang
kedua”, kata Fabian, “sebagian orang juga pergi menambang emas dan membuat koin
emas mereka sendiri. Saya menyarankan agar dibuat sebuah hukum agar setiap
orang yang menemukan emas harus menyerahkannya. Tentu saja, mereka akan
mendapat ganti rugi koin yang saya buat dan uang kertas baru.”
Ide
ini pun mulai dijalankan. Pemerintah mencetak uang kertas baru dengan pecahan
$1, $2, $5, $10, dan lainnya. Biaya cetak yang rendah ini dibayarkan oleh
parang tukang emas.
Uang
kertas ini jauh lebih gampang untuk dibawa dan dalam waktu singkat diterima
oleh masyarakat. Namun, di luar faktor kenyamanan, ternyata uang kertas dan
koin emas yang beredar hanyalah 10% dari nilai transaksi masyarakat. Kenyataan
perdagangan menunjukkan bahwa 90% nilai transaksi dilakukan dengan cara pindah
buku (cek).
Rencana
berikut Fabian mulai berjalan. Sampai saat itu, orang-orang membayar Fabian
untuk menitipkan koin emas (uang) mereka. Untuk menarik lebih banyak uang ke
gudangnya, Fabian akan membayar para depositor 3% bunga atas emas titipan
mereka.
Kebanyakan
orang mengira Fabian meminjamkan kembali uang yang dititipkan kepadanya. Karena
dia meminjamkan kepada orang lain dengan bunga 5%, dan dia membayar para
deposan 3%, maka keuntungan Fabian adalah 2%. Orang-orang pun berpikir jauh
lebih baik mendapatkan 3% daripada membayar Fabian untuk menjaga emas (uang)
mereka, dan mereka pun tertarik.
Volume
tabungan meningkat dengan cepat di gudang Fabian. Dia bisa meminjamkan uang
kertas $200, $300, $400, bahkan sampai sampai $900 untuk setiap $100 yang dia
dapatkan dari deposan. Dia harus berhati-hati dengan ratio 9:1 ini, sebab
menurut pengalamannya, memang ada 1 dari setiap 9 orang yang akan menarik emas
mereka. Bila tidak ada cukup uang saat diperlukan, masyarakat akan curiga.
Dengan
demikian, untuk $900 dolar pinjaman yang diberikan Fabian, dengan bunga 5% dia
akan mendapatkan kembali $45. Ketika pinjaman + bunga ini dilunasi, Fabian akan
membatalkan $900 di kolom debit pembukuannya dan sisa $45 ini adalah miliknya.
Dia dengan senang hati akan membayar bunga $3 untuk setiap $100 yang dititipkan
deposan kepadanya. Artinya, keuntungan riil dari Fabian adalah $42! Bukan $2
yang dibayangkan kebanyakan orang. Para tukang emas di kota-kota lain melakukan
hal yang sama. Mereka menciptkaan kredit (pinjaman) tanpa modal (emas) dan
menagih bunga atas pinjaman mereka.
Para
tukang emas ini tidak lagi membuat koin emas, pemerintahlah yang mencetak uang
kertas dan koin dan memberikannya kepada para tukang emas ini untuk
didistribusikan. Satu-satunya biaya Fabian adalah ongkos cetak uang yang sangat
murah. Di samping itu, dia juga menciptakan kredit tanpa modal dan menagih
bunga atas pinjaman barunya ini. Kebanyakan orang mengira suplai uang adalah
operasi dari pemerintah. Mereka juga percaya bahwa Fabian meminjamkan uang dari
para deposan kepada peminjam baru, tetapi rasanya agak heran mengapa orang lain
bisa mendapatkan uang padahal uang para deposan masih tetap tak berkurang.
Seandainya semua orang mencoba mengambil uang mereka pada saat yang bersamaan,
skema penipuan ini akan terekspos.
Tak
masalah bila sebuah pinjaman diajukan dalam bentuk uang kertas atau koin.
Fabian tinggal mengatakan kepada pemerintah bahwa penduduk bertambah dan
produksi baru memerlukan uang baru, yang akan dia dapatkan dengan biaya cetak
yang sangat kecil.
Suatu
hari seseorang pergi menemui Fabian. “Bunga yang Anda tagih ini salah,”
katanya. “Untuk setiap $100 yang Anda pinjamkan, Anda meminta $105 sebagai
kembalinya. $5 extra ini tidak mungkin bisa dibayarkan karena mereka bahkan
tidak eksis.
”Petani
memproduksi makanan, industri memproduksi barang, tetapi hanya Andalah yang
memproduksi uang. Katakanlah hanya ada dua pedagang di negara ini, dan semua
orang bekerja untuk salah satunya. Mereka masing-masing meminjam $100. Setahun
kemudian, mereka harus mengembalikan masing-masing $105 kepada Anda (total
$210). Bila salah satu orang berhasil menjual habis dagangannya dan mendapatkan
$105, orang yang tersisa hanya akan memiliki $95, dia masih berhutang $10
kepadamu, dan tidak ada uang yang beredar untuk melunasi $10 ini kecuali dia
mengajukan pinjaman baru kepadamu. Sistem ini bermasalah!”
“Untuk
setiap $100 yang kamu pinjamkan, kamu seharusnya mengedarkan $100 kepada sang
peminjam dan $5 untuk kamu belanjakan, jadi total uang yang beredar memungkinan
si peminjam untuk membayar”
Fabian
mendengarkan dengan tenang dan menjawab, “Dunia finansial adalah subjek yang
rumit, anak muda, butuh waktu bertahun-tahun untuk memahaminya. Biarkan saya
saja yang memikirkan masalah ini, dan kamu mengurus urusanmu saja. Kamu harus
belajar untuk menjadi lebih efisien, meningkatkan produksimu, memotong ongkos
pabrikmu dan menjadi pengusaha yang lebih cerdas. Saya siap membantu untuk
urusan itu.”
Orang
ini pun pergi meninggalkan Fabian, tetapi hatinya masih juga bimbang. Sepertinya
ada yang tidak beres dengan sistem kerja Fabian, dan pertanyaan yang dia ajukan
masih belum dijawab.
Orang-orang
menghormati Fabian dan kata-katanya. Dia adalah pakar, orang yang tidak setuju
dengannya pastilah orang bodoh. Lihatlah betapa negara ini bertambah maju,
produksi kita juga terus bertumbuh, kehidupan kita sudah jauh lebih baik.
Untuk
menutup bunga dari uang yang mereka pinjam, para pedagang dan pengusaha
meninggikan harga dagangan mereka. Karyawan senantiasa memprotes mereka dibayar
terlalu rendah dan pemilik perusahaan senantiasa menolak membayar lebih. Petani
tidak bisa mendapatkan harga jual yang adil dari produk pertanian mereka. Para
Ibu rumah tangga terus merasa tidak puas karena harga barang di pasar dinilai
terlalu tinggi.
Pada
suatu ketika, orang-orang akhirnya mulai berdemonstrasi, hal yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Sebagian orang tidak sanggup melunasi hutang mereka dan
menjadi miskin. Teman dan saudara mereka pun tidak sanggup untuk menolong.
Mereka lupa kekayaan yang sebenarnya masih berlimpah di sekeliling mereka :
tanah yang subur, hutan yang kaya, mineral yang berlimpah dan juga
ternak-ternak yang sehat. Yang mereka pikirkan sepanjang hari adalah uang yang
rasanya selalu kurang. Mereka tidak pernah bertanya tentang sistem. Mereka
percaya pemerintahlah yang sedang menjalankan sistem ini.
Sebagian
kecil orang di masyarakat yang kelebihan uang mulai membentuk perusahaan mereka
sendiri untuk meminjamkan uang mereka. Mereka menagih bunga 6% atas uang
mereka, lebih baik dari 3% yang ditawarkan oleh Fabian. Namun orang-orang ini
meminjamkan uang mereka sendiri, tidak seperti Fabian yang bisa meminjamkan
uang / menciptakan kredit tanpa modal.
Perusahaan-perusahaan
pembiayaan ini tetap membuat khawatir Fabian dan kawan-kawannya, jadi mereka
pun membentuk perusahaan pembiayaan mereka sendiri. Dalam kebanyakan kasus,
mereka membeli perusahaan-perusahaan pembiayaan saingan mereka tersebut. Pada
akhirnya, semua perusahaan pembiayaan dimiliki ataupun dalam kendali mereka.
Situasi
ekonomi terus memburuk. Para pegawai mulai yakin bos mereka mendapatkan terlalu
banyak keuntungan. Pemilik perusahaan pun menilai pegawainya terlalu malas dan
tidak cukup bekerja keras. Semua orang mulai menyalahkan orang lain. Pemerintah
bingung bagaimana menyelesaikan masalah ini. Masalah paling mendesak tentunya
adalah bagaimana menolong orang yang paling miskin.
Pemerintah
pun memulai sebuah program sosial dan memaksa anggota masyarakat untuk membayar
sistem ini. Hal ini membuat marah sebagian orang, mereka percaya kepada gagasan
lama bahwa membantu orang seharusnya adalah usaha suka rela, bukan paksaan.
“Peraturan
ini adalah perampokan yang dilegalkan. Mengambil sesuatu dari seseorang, dengan
menentang keinginan dari orang yang bersangkutan, apapun tujuannya, tidaklah
berbeda dengan mencuri darinya.”
Namun
orang-orang tak berdaya karena bila tidak membayar mereka akan dimasukkan ke
dalam penjara. Program sosial ini selama beberapa waktu memang membantu
keadaan, tetapi tak lama kemudian masalah kemiskinan muncul kembali dan uang
yang diperlukan untuk menjalankan sistem ini pun terus bertambah. Ongkos sosial
terus meningkat, demikian juga dengan skala pemerintahan.
Kebanyakan
wakil rakyat adalah orang-orang yang tulus melakukan pekerjaan mereka dengan
benar. Mereka pun tidak menyukai gagasan terus-menerus meminta uang dari
masyarakat. Akhirnya, mereka mencari pinjaman dari Fabian dan kawan-kawannya.
Mereka bahkan tidak mengetahui bagaimana mereka bisa membayar. Orang tua mulai
tidak sanggup membayar biaya sekolah anak-anaknya. Sebagian orang tidak sanggup
membayar biaya dokter dan obat-obatan. Operator transportasi pun mulai gulung
tikar.
Satu
demi satu usaha diambil alih pemerintah. Guru, dokter, dan banyak pekerjaan
lainnya mulai menjadi tanggung jawab pemerintah.
Tidak
banyak orang yang mendapatkan kepuasan di pekerjaannya. Mereka dibayar gaji
yang wajar, tetapi kehilangan jati diri. Mereka menjadi budak dari sebuah
sistem.
Tidak
banyak ruang untuk inisiatif, sedikit penghargaan atas usaha pribadi,
pendapatan mereka relatif tetap dan naik pangkat terjadi hanya kalau atasan
mereka pensiun ataupun mati.
Di
tengah keputusasaan, pemerintah akhirnya meminta nasehat dari Fabian. Mereka
menganggapnya sebagai orang bijak dan selalu memiliki solusi atas permasalahan
uang. Fabian mendengar keluhan dari pemerintah dan akhirnya menjawab, “Banyak
orang yang tidak bisa menyelesaikan persoalan mereka, mereka membutuhkan orang
lain untuk melakukannya. Tentu Anda setuju bahwa semua orang berhak atas
kebahagiaan dan berhak atas semua kebutuhan pokok mereka bukan? Satu-satunya
cara untuk menyeimbangkan situasi adalah mengambil dari yang kaya dan
memberikan kepada yang miskin. Kenalkan sebuah sistem baru yaitu pajak. Semakin
banyak kekayaan seseorang, semakin banyak dia harus membayar pajak. Sekolah dan
rumah sakit seharusnya gratis bagi mereka yang tidak sanggup membayar…”
Selesai
memberikan nasehat, Fabian pun tidak lupa mengingatkan pemerintah, “Hm, jangan
lupa Anda masih berhutang kepada saya. Tetapi baiklah, saya akan membantu Anda.
Sekarang Anda hanya perlu membayar bunga kepada saya, Anda bisa menunda
pembayaran hutang pokok kepada saya.”
Pemerintah
mempercayai Fabian, dan mereka pun segera memperkenalkan pajak penghasilan,
semakin banyak yang Anda dapatkan, semakin tinggi pajak yang Anda bayarkan. Tak
seorang pun anggota masyarakat yang setuju. Namun, sama seperti sebelumnya,
mereka harus membayar atau masuk penjara.
Pedagang
lagi-lagi harus menaikkan harga jual barangnya. Para pegawai kembali menuntut
kenaikan gaji, bisnis-bisnis mulai gulung tikar, ataupun mulai mengganti tenaga
manusia dengan mesin. Siklus ini berulang-ulang dan memaksa pemerintah
memperkenalkan berbagai skema-skema sosial lainnya.
Pengaturan
tarif dan perlindungan mulai diterapkan untuk menyelamatkan industri-industri
tertentu dari kebangkrutan dan menyediakan lapangan kerja. Sebagian orang mulai
bertanya-tanya apakah tujuan dari kegiatan produksi ekonomi adalah untuk
memproduksi barang atau hanya untuk menyediakan lapangan kerja.
Seiring
memburuknya keadaan, orang-orang mulai mengendalikan upah pegawai, kontrol
biaya, dan segala macam kontrol-kontrol lainnya. Pemerintah pun berupaya
mendapatkan lebih banyak uang lewat pajak penjualan, pajak penghasilan, dan
pajak-pajak yang lain. Sebagian orang mulai memperhatikan bahwa sejak petani menaman
padi sampai beras sampai ke tangan Ibu rumah tangga, ada lebih dari 50 jenis
pajak yang sudah dibayarkan.
“Pakar”
mulai muncul dan sebagian mulai terpilih untuk bekerja di pemerintahan, namun
tahun demi tahun berlalu dan mereka tidak berhasil menyelesaikan permasalahan
apapun, kecuali bahwa pajak perlu “disesuaikan” yang mana dalam kebanyakan
kasus artinya harus dinaikkan.
Fabian
mulai menuntut pembayaran atas bunga pinjamannya, dan semakin lama semakin
banyak porsi pajak yang digunakan untuk membayar kepadanya.
Kemudian
mulai muncul apa yang disebut dengan partai politik, orang-orang di masyarakat
mulai berargumentasi partai mana yang orang-orangnya bisa menyelesaikan
permasalahan mereka. Mereka mulai bertengkar mengenai personalitas, idealisme,
lambang partai dan berbagai hal lainnya kecuali asal muasal permasalahan
mereka.
Di
kota tertentu, bunga pinjaman yang harus dibayar sudah melebihi total
penerimaan pajak tahunan yang bisa dikumpulkan. Bunga-bunga baru pun mulai
diperhitungkan atas bunga yang belum dibayarkan.
Secara
perlahan-lahan kekayaan riil dari negara mulai berpindah tangan ke Fabian dan
kawan-kawannya dan mereka memiliki kendali yang semakin lama semakin besar atas
kehidupan masyarakat. Namun, pengendalian mereka belum selesai. Mereka
menyadari bahwa situasi tidak akan benar-benar aman sebelum semua orang
berhasil dikendalikan.
Kebanyakan
orang yang menentang sistem ini bisa dibuat diam dengan tekanan finansial,
ataupun dengan ejekan publik. Untuk melakukan ini Fabian dan kawan-kawan
membeli kepemilikan dari semua koran, TV, dan radio dan menyeleksi orang-orang
apa yang boleh bekerja di dalamnya. Kebanyakan dari orang-orang ini sebenarnya
benar-benar ingin memperbaiki keadaan, tetapi mereka tidak menyadari bagaimana
mereka sedang diperalat. Solusi mereka selalu terarah kepada akibat dari
masalah, bukan penyebab dari masalah.
Ada
bermacam-macam surat kabar, satu untuk sayap kanan, satu untuk sayap kiri, satu
untuk kelas pekerja, satu untuk kaum pengusaha, dan seterusnya. Tidak masalah
koran yang mana yang Anda percayai, selama Anda tidak memikirkan penyebab awal
dari permasalahan.
Rencana
Fabian sudah hampir selesai, seluruh negara saat ini berhutang kepadanya.
Melalui pendidikan dan media, dia mengendalikan pikiran masyarakat. Orang-orang
hanya akan berpikir sejauh yang dia inginkan.
Setelah
seseorang memiliki jauh lebih banyak uang dari yang sanggup dia gunakan, apa
lagi yang akan menyenangkan hatinya? Bagi mereka yang memiliki mentalitas
menguasai, jawabannya adalah kekuasaan, kekuasaan mutlak atas kemanusiaan.
Kebanyakan
tukang emas akhirnya mengarah ke sana. Mereka mengetahui rasanya kaya raya, dan
perasaan itu tidak lagi cukup untuk memuaskan mereka. Mereka membutuhkan
tantangan dan kesenangan baru, dan kekuasaan atas massa adalah permainan
berikut.
Mereka
percaya mereka adalah kelompok superior atas lainnya. “Adalah hak dan kewajiban
kami untuk mengatur. Masyarakat tidak tahu apa yang baik untuk mereka. Mereka
perlu dikendalikan dan diatur. Mengatur adalah takdir dari kami.”
Di
seluruh penjuru negeri, Fabian dan kawan-kawan memiliki banyak perusahaan
pembiayaan. Memang, masing-masing perusahaan dimiliki secara pribadi. Secara
teori mereka adalah saingan masing-masing. Namun, kenyataan yang sebenarnya
adalah mereka semua saling bekerja sama dengan seksama. Setelah berhasil
membujuk pemerintah, mereka mendirikan sebuah institusi yang mereka sebut
dengan Bank Sentral. Mereka bahkan tidak perlu mengeluarkan modal untuk
mendirikannya, mereka menciptakan kredit dengan menggunakan uang deposit masyarakat.
Institusi
ini tampak sebagai badan yang meregulasikan suplai uang dan merupakan bagian
dari pemerintah. Tetapi anehnya, tidak ada wakil pemerintah yang diizinkan
untuk duduk di badan Direktur di dalamnya.
Pemerintah
tidak lagi meminjam secara langsung dari Fabian, pemerintah sekarang meminjam
dengan cara menerbitkan surat hutang kepada Bank Sentral. Jaminan dari surat
hutang ini adalah penerimaan pajak tahun berikut. Ini adalah bagian dari
rencana Fabian, menyingkirkan kecurigaan orang kepadanya dengan membuat kesan
seolah-olah suplai uang dikendalikan oleh pemerintah. Kenyataannya, di balik
layar, dialah yang memegang kendali.
Secara
tidak langsung, dialah yang mengendalikan pemerintah. Tidak penting siapa yang
terpilih sebagai wakil rakyat di pemerintahan. Fabianlah yang memegang kendali
atas uang, darah dan nyawa dari perdagangan sebuah bangsa.
Pemerintah
selalu mendapatkan uang yang mereka inginkan, tetapi bunga selalu dikenakan
pada setiap pinjaman. Semakin lama semakin banyak orang yang memerlukan bantuan
sosial pemerintah, dan tak lama kemudian pemerintah sadar bahwa mereka
kesulitan bahkan hanya untuk membayar bunga saja, apalagi hutang pokok.
Sebagian
orang mulai bertanya, “Uang adalah sistem yang diciptakan manusia. Bukankah
seharusnya sistem ini bisa diubah agar uang menjadi pelayan, bukan sebaliknya?”
Namun semakin lama jumlah orang-orang ini semakin sedikit dan suara mereka
hilang di tengah sebuah masyarakat yang tidak lagi peduli.
Pemerintahan
berubah, partai yang berkuasa juga bisa berubah, namun kebijakan utama tidak.
Tidak masalah siapa yang menjadi pemerintah, rencana besar Fabian semakin lama
semakin mendekati kenyataan dari tahun ke tahun. Kebijakan pemerintah tidak
lagi ada artinya. Rakyat mulai dikenai pajak mendekati ambang batas mereka,
mereka tidak lagi sanggup membayar. Waktunya sudah hampir matang bagi Fabian
untuk aksi finalnya.
10%
dari suplai uang masih dalam bentuk uang kertas dan koin. Ini harus dimusnahkan
sama sekali tetapi tidak boleh menimbulkan kecurigaan publik. Selama masyarakat
masih memiliki uang (kertas maupun koin), mereka bebas untuk membeli dan
menjual sesuka hati mereka, mereka masih memiliki sedikit kontrol atas
kehidupan mereka.
Tidaklah selalu nyaman untuk membawa uang
tunai dan koin. Cek juga tidak bisa diterima bila sudah keluar dari sebuah
komunitas tertentu. Oleh karena itu, sebuah sistem yang lebih baru perlu
dipikirkan. Sekali lagi Fabian memiliki jawabannya. Organisasinya akan
menerbitkan sebuah kartu plastik yang memiliki data pemegangnya: nama, foto,
dan nomor penduduk.
Saat
kartu ini akan digunakan, pedagang akan menyambungkan komputernya untuk
mengecek kredit dari kartu tersebut. Seandainya tidak ada masalah, pemegang
kartu ini boleh membeli barang seharga limit tertentu.
Awalnya
orang akan diizinkan untuk berhutang sedikit. Seandainya uang ini dibayarkan
dalam sebulan, maka tidak ada bunga yang perlu dibayarkan. Ini tidak masalah
untuk kelas pegawai, tetapi bagaimana ini bisa berlaku juga untuk para pedagang
dan pengusaha? Mereka harus mempersiapkan mesin-mesin, kemudian menjalankan
proses manufaktur dari barang yang akan mereka produksi, membayar gaji pegawai,
menjual barang dagangannya dan membayar kembali hutang mereka. Bila melewati
satu bulan, mereka akan dikenai bunga 1.5% per bulan dari nilai hutang mereka.
Total 18% setahun.
Pengusaha
tidak memiliki jalan lain selain menambahkan 18% ke dalam nilai jual dagangan
mereka. Namun kelebihan uang / kredit (18%) ini tidak pernah dipinjamkan kepada
siapapun. Di seluruh negeri, para pengusaha disuruh menjalani misi mustahil
untuk membayar kembali $118 untuk setiap $100 yang mereka pinjam, tetapi
kelebihan $18 ini tidak pernah diedarkan oleh Bank sejak awal.
Namun
Fabian dan kawan-kawan menikmati status yang semakin penting di masyarakat.
Mereka menjadi orang-orang penting yang terhormat. Pengumuman dan pendapat
mereka tentang finansial dan ekonomi bahkan bisa disetarakan dengan sabda suci
spiritual.
Di
bawah beban bunga yang terus bertambah, banyak perusahaan kecil menengah yang
mulai bangkrut. Lisensi-lisensi khusus diperlukan untuk menjalankan
operasi-operasi tertentu, jadi perusahaan-perusahaan yang tersisa memiliki
semakin banyak hambatan dalam berusaha. Fabian memiliki dan mengendalikan semua
perusahaan besar beserta ratusan anak perusahaan mereka. Perusahaan-perusahaan
itu tampak seperti saingan satu sama lain, tetapi dialah yang ada di balik
semua perusahaan itu. Para kompetitor perlahan-lahan dipaksa gulung tikar.
Tukang kayu, konstruksi, listrik dan industri-industri kecil menengah menjalani
takdir yang sama, dibeli oleh perusahaan raksasa milik Fabian yang memiliki
proteksi dan perlakuan khusus dari pemerintah.
Fabian
menginkan kartu plastik ini untuk menggantikan semua uang kertas dan koin.
Rencananya adalah saat semua uang kertas dan koin ditarik, hanya bisnis yang
menggunakan kartu komputerlah yang akan beroperasi.
Dia
mengetahui bahwa suatu ketika orang-orang akan kehilangan kartu mereka dan
tidak bisa membeli ataupun menjual sebelum identitas mereka bisa dibuktikan.
Dia ingin agar dibuatkan sebuah hukum : sebuah hukum yang mengharuskan semua
orang untuk memiliki sebuah nomor identifikasi yang ditato di dalam tangan
mereka. Nomor ini cuma akan terlihat dengan sinar tertentu, yang dihubungkan
dengan komputer. Setiap komputer akan dihubungkan dengan sebuah komputer pusat
yang memungkinan Fabian mengetahui segala transaksi mengenai semua orang…
* *
*
Terminologi
yang digunakan saat ini untuk melukiskan sistem finansial di atas adalah
“Fractional Reserve Banking.” (Cadangan Terbatas Perbankan).
Cerita
yang Anda baca di atas, tentu saja, adalah fiksi.
Namun,
bila Anda merasa terganggu karena cerita ini sangat mirip dengan kenyataan
hidup kita, dan Anda ingin mengetahui siapa Fabian ini sebenarnya dalam
kehidupan nyata, titik mulai yang baik untuk Anda pelajari adalah para tukang
emas di Inggris pada abad 16 dan 17 Masehi.
Sebagai
contoh, Bank of England didirikan pada tahun 1694. Raja William saat itu berada
dalam kesulitan finansial yang besar karena perang melawan Perancis. Para
tukang emas kemudian “meminjamkan” 1,2 juta pound (nilai yang amat besar pada
zaman itu) dengan syarat tertentu.
Bunga
yang dikenakan adalah 8%. Jangan lupa bahwa di Magna Carta sebenarnya dikatakan
bahwa mengenakan dan mengumpulkan bunga (riba) atas pinjaman akan dikenakan
hukuman mati. Raja William dipaksa memberikan izin kartel resmi kepada para
tukang emas, sebuah hak untuk menciptakan kredit.
Sebelum
itu, operasi untuk menerbitkan lebih banyak kwitansi emas daripada emas yang
sebenarnya dimiliki adalah tindakan ilegal. Namun sejak izin kartel itu keluar,
tindakan itu menjadi legal.
Di
tahun 1694, W.Petterson mendapatkan hak kartel atas Bank of England.
Comments
Post a Comment