HIDUP SEGAN, MATI PUN TAK MAU MASA DEPAN SURAT KABAR INDONESIA (Makalah Manajemen Media Massa)
HIDUP SEGAN,
MATI PUN TAK MAU MASA DEPAN SURAT
KABAR INDONESIA
Sebuah Makalah
Manajemenen
Media Massa
Universitas
Semarang
2016
Disusun Oleh:
Muhammad Izzaul
Haque
G.311.13.0047
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
membawa banyak perubahan pada kehidupan manusia, terutama dalam hal mendapatkan
informasi. Dulu manusia sering memberi kabar satu sama lainnya dengan cara
saling berkomunikasi langsung untuk mengetahui bagaimana keadaan satu dengan
lainnya, dengan perkembangan teknologi dan komunikasi lahirlah media komunikasi
yang semakin memudahkan manusia untuk saling berkomunikasi. Media yang dapat
menjangkau khalayak yang luas dan beragam dinamakan sebagai media komunikasi
massa. Perkembangan media sendiri saat ini bisa dibagi menjadi dua, yakni media
cetak dan media elektronik. Media komunikasi massa cetak berupa surat kabar,
majalah, tabloid, buku, dan lain-lainnya. Media komunikasi massa elekronik
berupa televisi dan radio. Berkembang pula sekarang jenis media baru, yakni
internet yang jangkauannya sangat luas dan menjadi kekuatan media yang mulai
diperhitungkan.
Media massa menjadi kebutuhan masyarakat yang tidak
bisa dielakkan lagi, karena dengan apapun bentuknya komunikasi berperan penting
dalam masyarakat. Media massa menjadi indera yang dapat melihat, mencium dan
merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Media massa juga menjadi patokan
bagi pemerintah untuk melihat apakah masyarakatnya sudah terlayani dengan baik
atau belum. Pemilihan media menjadi penting untuk menyampaikan pesan
(informasi) oleh komunikator kepada komunikannya agar maksud dan tujuan dari
komunikator dapat dipahami oleh komunikan.
Media massa surat kabar menjadi salah satu pilihan
untuk menyampaikan berbagai macam pesan yang ada di masyarakat agar lebih
tertata dan fokus dalam penyampaiannya. Surat kabar sendiri menjadi media massa
paling tua dan mudah didapatkan oleh masyarakat. Sejarah awal mula surat kabar
berawal dari ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg sekitar tahun 1436
menjadi tonggak baru sejarah manusia. Ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg
ini merupakan periode “modern awal” yang memulai gerakan renaisans (pembaruan) di Eropa dengan lahirnya
penerbitan-penerbitan buku dan surat kabar-surat kabar baru pada saat itu
(Briggs, Asa dan Peter Burke, 2006 : 18). Terbitnya berbagai surat kabar pada
saat itu membawa pengaruh yang sangat besar kepada masyarakat, karena
masyarakat pada tingkat paling bawah pun mulai tahu hak dan kewajiban mereka
sehingga timbul banyak gerakan di Eropa, salah satunya adalah revolusi Perancis
dan revolusi industri di Inggris yang membawa perubahan besar pada dunia.
Itulah mungkin salah satu efek dari perkembangan informasi melalui surat kabar.
Semenjak kehadiran internet, pola kehidupan masyarakat
dunia sedikit demi sedikit terus berubah. Masyarakat terasa begitu dimanjakan
oleh teknologi. Ditemukannya komputer, handphone, gadget, sedikit demi sedikit telah merubah wajah lugu masyarakat
Indonesia. Sekarang kita bisa melihat, bagaimana internet memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap sikap dan perbuatan sebagian masyarakat kita, hampir
seluruh masyarakat kota sudah sangat dekat dengan internet, masyarakat desa
juga mulai terpengaruh oleh keadaan yang memaksa mereka untuk maju dengan
menggunakan teknologi. Internet telah merobohkan tembok pembatas antar
informasi yang selama ini hanya dapat di telusuri melalui media cetak, seperti
surat kabar dan majalah. Kini dengan hanya melakukan browsing melalui perangkat komputer atau gadget menggunakan internet, kita dapat mengetahui berbagai jenis
informasi yang ada. Terdapat ribuan situs surat kabar digital yang tersebar
diinternet.
Para penerbit surat kabar tersebut sebelumnya selalu
berkecimpung dalam surat kabar edisi cetak. Tetapi karena faktor persaingan dan
untuk mengatasi keterpurukan, mereka terpaksa membagi berita melalui edisi
cetak dan digital. Kita bisa melihat bagaimana ambruknya perusahaan surat kabar
di Amerika Serikat (AS), kejadian tersebut bukan disebabkan oleh buruknya
kualitas jurnalisme, tetapi lebih karena berkurangnya pembeli surat kabar edisi
cetak yang mengakibatnya berkurangnya pendapatan iklan melalui surat kabar
edisi cetak, pembaca lebih memilih membaca surat kabar dalam bentuk digital
melalui media komputer atau gadged karena berita yang ditampilkan cenderung
lebih baru.
Menurut survei Nielsen
Media Research di sembilan kota di Indonesia (populasi 43,87 juta dengan
umur 10 tahun ke atas), pada kuartal III 2009, konsumsi surat kabar justru
mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir (awal 2005 mencapai 28
persen, tetapi terus menurun tinggal 18 persen pada kuartal III 2009). Konsumsi
majalah pun turun dari 20 persen menjadi 11 persen, tabloid turun dari 20
persen menjadi 13 persen). Hal ini membuktikan betapa sulitnya surat kabar
edisi cetak sekarang ini berkembang. Sebanyak 34 persen dari pembaca surat
kabar adalah pengguna internet dan 41 persen pembaca surat kabar juga mengakses
berita lokal dari internet. Sejak 2006, persentase pengguna internet yang
berusia muda terus bertambah, dari 12 persen menjadi 20 persen (usia 10-14
tahun) dan dari 24 persen menjadi 33 persen (usia 15-19 tahun), sedangkan untuk
usia 20-29 tahun turun dari 40 persen menjadi 30 persen.
Jalan hidup surat kabar di Indonesia akan menjadi
lebih sulit dengan persaingan media yang semakin ketat, baik sesama media cetak
ataupun bersaing dengan media baru, yakni internet. Kehidupan surat kabar
yanghampir meredup di hampir semua Negara di dunia menjadi permasalahan
peralihan media informasi yang dulunya tercetak menjadi lebih mudah dengan gadget. Teknologi bisa menjadi pisau
bermata dua, bisa menguntungkan dan bisa juga mencelakakan.
B.
Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Masa depan surat kabar ditengah
gempuran media informasi baru
2. Kelebihan dan kekurangan surat kabar
dibandingkan media lainnya
3. Kiat pertahanan surat kabar dari
serangan media lain
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk memenuhi tugas Manajenemen Media Massa
2.
Agar penulis atau orang lain dapat mengetahui dan memahami
kendala surat kabar di Indonesia sekarang ini
3.
Agar penulis dan orang lain semakin terbuka wawasannya
terhadap sejarah surat kabar dan kelebihan serta kekurangan surat kabar
dibandingkan dengan media massa lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi dan Sejarah Surat Kabar
Pada awalnya surat kabar sering kali diidentikkan
dengan pers dan kekuatan media massa, namun karena perkembangan teknologi
informasi komunikasi pengertian pers sudah menjadi semakin meluas, dimana media
massa sekarang ini sudah dikategorikan menjadi media konvensional (media cetak,
radio, dan tv) dan media massa baru, yakni internet. Untuk itu pengertian pers
dalam arti sempit, pers hanya meliputi media cetak saja, salah satunya adalah
surat kabar. Sifat dari surat kabar sendiri adalah sebagai media massa visual
yang mana pemanfaatannya melalui indera penglihatan, karena konten dan isi
berita dalam surat kabar adalah untuk dilihat dan dibaca.
Sejarah surat kabar sendiri sudah ada sejak masa
Romawi kuno saat kekuasaan Caesar
yang bernama Acta Diurna yang
didalamnya berisi kegiatan-kegiatan sehari dan berbagai informasi kerajaan yang
dituliskan dalam sebuah batu dan ditempatkan di dinding setelah setiap
pertemuan senat. Sirkulasi tunggal dan tidak ada pengukuran yang akurat untuk
mengukur berapa jumlah pembacanya. Namun, benda tersebut dapat menunjukkan
bahwa orang selalu ingin mengetahui hal yang telah terjadi dan orang lain akan
membantu mereka untuk mengetahuinya. Inilah sebuah surat kabar pertama dan
menjadi cikal bakal surat kabar dan berkembang hingga sekarang (Baran, Stanley
J, 2008 : 130).
Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat
laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik,
bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di
seluruh dunia untuk diketahui pembaca (Effendy, 2002 : 241). Indonesia sendiri
lebih mengenal surat kabar dengan istilah “surat kabar”. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, surat kabar berarti lembaran-lembaran kertas bertuliskan
kabar (berita) dan sebagainya, terbagi dalam kolom-kolom (8-9 kolom), terbit
setiap hari atau secara periodik.
Surat
kabar adalah media massa utama bagi sebagian besar orang untuk mendapatkan
berita dan informasi. Di sebagian kota besar, hampir tak ada yang bisa menyamai
keluasan dan kedalaman peliputan dan pemberitaan dalam surat kabar. Hal inilah
yang semakin memperkuat popularitas dan pengaruh surat kabar (Vivian, John, 2008
: 71).
Peliputan dan penulisan
dalam surat kabar sangat berbeda dengan media massa lainnya. Dalam media massa
surat kabar, masalah penulisan menjadi sangat penting karena bahasa yang
digunakan adalah bahasa tulis dan ditujukan untuk pembaca. Jadi, penulisan
dalam surat kabar biasanya lebih dalam dan lebih spesifik bila dibandingkan
dengan hasil media massa lain seperti tv maupun radio. Masalah kedalaman
penulisan didapatkan dari peliputan yang fokus dan akurat. Sebuah peliputan
yang lebih dalam dan menyelami berbagai informasi dari narasumbernya akan
menghasilkan sebuah tulisan yang dalam pula. Kedua unsur tersebut (peliputan
dan penulisan) tidak bisa dilepaskan dari kerja media massa surat kabar
(Kusumaningrat, 2005 : 71-91)
Jawa Tengah sendiri, khususnya untuk kota Semarang
surat kabar masih menjadi salah pilihan masyarakat untuk mendapatkan informasi
yang akurat dan terpercaya. Melalui media massalah informasi dapat dipilih dan
disaring lebih baik lagi agar informasi yang sampai ke masyarakat benar-benar
informasi yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Karena inti dari
komunikasi sendiri adalah “who says what,
in with channel, to whom, with what effect,” dimana seseorang atau sebuah
instansi bisa menyampaikan suatu informasi melalui channel yang bisa berupa media atau saluran komunikasi lainnya
kepada siapa komunikan yang dituju dan apa efeknya (Harold Laswell dalam Nurani
Soyomukti, 2010 : 23). Tujuan dari persebaran informasi adalah memang untuk
mengubah sikap seseorang akan sesuatu, peran media sangat penting disini agar
informasi yang disampaikan bisa tepat sasaran dan dimengerti oleh komunikan.
B.
Masa Depan Surat Kabar Di Tengah
Gempuran Media Massa Lain
Pembaca surat kabar naik drastis di Amerika Serikat,
tapi pembeli surat kabar turun drastis. Demikian juga ''pemirsa laptop'' naik
drastis dan pemirsa tv turun drastis. Untuk kali pertama dalam sejarah media,
pelantikan Barack Obama sebagai presiden ke-44 AS pada 21 Januari lalu lebih
banyak ditonton lewat laptop daripada lewat pesawat televisi.
Naiknya pembaca surat kabar lewat internet dan
meningkatnya pemirsa laptop untuk peristiwa besar telah menyusutkan pendapatan
iklan kedua jenis media itu. Belum ada usul bagaimana mengatasi ancaman
terhadap televisi itu, tapi mulai ada wacana agar perusahaan surat kabar yang
mengalami kesulitan keuangan akibat krisis global ini juga di-bailout oleh
pemerintah AS. Apalagi, di AS amat terkenal kredo ''lebih baik tidak ada
pemerintah daripada tidak ada surat kabar". Kalau perusahaan mobil saja di-bailout,
mengapa pilar demokrasi ini tidak.
Perkembangan lain, TV lokal di AS kini mulai bisa
mengalahkan jaringan nasional khususnya untuk tv berita. Ini karena berita yang
nasional-nasional akan menjadi garapan empuk jaringan internet yang dengan
lebih mudah ditonton di laptop. Sedangkan naiknya pembaca surat kabar secara
elektronik menimbulkan kesulitan besar: pembaca membayar bukan kepada
perusahaan surat kabar, melainkan ke provider internet.
Perusahaan surat kabar belum menemukan cara yang
memadai untuk mendapatkan penghasilan dari hasil perubahan cara baca itu.
Memang berita surat kabar -terutama dari surat kabar yang reputasinya baik-
lebih dipercaya daripada sumber yang bukan dari surat kabar, tapi tetap saja
pengguna internet telanjur terbiasa sejak awal dulu bahwa sesuatu yang di
internet itu gratis. Padahal, untuk mendapatkan kepercayaan bahwa ''berita
surat kabar itu lebih bisa dipercaya" memerlukan biaya.
Kelak, kalau semua pembaca surat kabar tidak mau
membayar ongkos untuk melahirkan ''berita surat kabar lebih dipercaya"
itu? Dari sinilah awalnya mengapa ada wacana bailout untuk surat kabar. Bahkan,
sudah ada yang mewacanakan bahwa surat kabar itu kelak dianggap saja sama
dengan rumah sakit atau universitas: universitasnya demokrasi dan rumah
sakitnya demokrasi. Atau, mungkin mirip rumah sakit yang sekaligus teaching
university. Surat kabar bisa seperti RS Tjiptomangunkusumo atau RS dr Sutomo.
Perusahaan surat kabar berlomba mengumumkan semakin
tingginya angka hit terhadap surat kabar mereka. Kian banyak orang mengklik
kian bangga -meski itu mencerminkan semakin dijauhinya surat kabar edisi cetak
mereka. Dengan menggalakkan edisi online,
perusahaan surat kabar itu sebenarnya sudah mendorong agar pembaca meninggalkan
edisi cetak. Bertahun-tahun dorongan itu dilakukan dan hasilnya sangat
''baik": kian banyak orang yang pindah ke online. Baik menurut ukuran ekonomi saat itu.
Dengan tingginya angka hit sebuah surat kabar,
performance mereka di pasar modal semakin baik. Harga sahamnya pun naik drastis.
Kenaikan harga saham setiap tahun inilah yang dikejar. Mengejar kenaikan harga
saham melalui peningkatan hit di online
lebih mudah daripada memperbesar sirkulasi surat kabar. Usaha memperbesar
sirkulasi surat kabar secara tradisional sangatlah sulit: pelaksananya bukan
hanya harus pintar, tapi juga harus bekerja keras. Termasuk bekerja keras
mengeluarkan keringat di pasar sejak pukul 03.00 pagi.
Dari segi pemasaran, perusahaan surat kabar tidak
ada bedanya dengan tukang sayur: sudah harus ada di pasar sejak sebelum subuh.
Sedangkan meningkatkan ''sirkulasi" surat kabar lewat online meski juga harus pintar, tapi lebih mudah. Itulah gairah
yang ''memabukkan". Maka, ketika tiba-tiba terjadi krisis keuangan dan
hal-hal yang tidak riil tidak bisa lagi dijual, bangunan megah itu ternyata
seperti rumah-rumahan dari styrofoam: terbang terbawa angin ribut. Ketahuanlah
bahwa jumlah pembaca surat kabar yang naik terus itu sebenarnya diikuti dengan
turunnya oplah. Iklan pun merosot drastis. Pengguna online sudah telanjur dibiasakan tidak membayar. Harga saham surat
kabar seperti New York Time terjun bebas: kini sudah mendekati kategori junk bond.
Di Indonesia belum ada surat kabar raksasa yang
mengalami kesulitan karena selama ini mereka itu sebenarnya memang belum pernah
benar-benar jadi raksasa. Belum ada surat kabar raksasa yang terjun ke pasar
modal. Baru ada tiga surat kabar yang masuk bursa: TEMPO, Republika dan
-melalui induk perusahaannya- Seputar Indonesia. Performa harga saham dua surat
kabar pertama tidak pernah tinggi dan karena itu tidak bisa anjlok.
Banyaknya media massa baru yang lahir membuat
kehidupan surat kabar mencari berbagai celah angina segar untuk berkembang,
atau setidaknya untuk bertahan. Adanya media radio, tv dan yang paling baru
adalah internet cukup membuah surat kabar harus memutar otak agar tidak digilas
dan bisa bertahan setidaknya sepuluh tahun ke depan.
C.
Kelebihan dan Kekurangan Surat
Kabar
Walaupun media cetak sekarang ini terasa tenggelam
oleh kehadiran media digital. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang
terdapat dimasing-masing media tersebut, adapun kelebihan media cetak, yaitu
:
1.
Harganya
dapat dijangkau oleh semua kalangan,
2.
Berita
yang disampaikan lebih banyak dan mampu menjelaskan secara lengkap,
3.
Dapat
dibaca berkali-kali dengan cara menyimpannya,
4.
Mudah
dibawa kemana – mana.
Kekurangan media cetak yaitu :
1.
Berita
yang tampil bukan merupakan berita terbaru (berita kemaren).
2.
Biaya
untuk memproduksi media cetak lebih besar dibandingkan media digital
3.
Waktu
yang dibutuhkan untuk mendistribusikan media cetak cenderung lebih lama.
Demikian juga halnya
dengan media digital yang memiliki kelebihan dan kekurangannya.kelebihan media
digital yaitu, Informasi (berita) dapat disampaikan secara cepat, Biaya
produksi cenderung lebih murah. Kejadian suatu berita dapat diberitakan secara
langsung. Sedangkan kekurangan media digital :
1.
Hanya
bisa di baca di tempat tertentu, karena membutuhkan perangkat pendukung seperti
komputer dan gadget, yang sebagian
memerlukan koneksi internet untuk dapat mengakses sebuah situs berita.
2.
Tidak
semua masyarakat mengerti menggunakan media komputer dan sebagainya.
Kehadiran surat kabar
dan majalah dalam bentuk cetak telah begitu melekat dalam kehidupan masyarakat
kita, sehingga jika edisi cetak tidak lagi terbit, tentu akan menghilangkan
tadisi budaya membaca surat kabar dan majalah secara utuh. Peran surat kabar
lokal (daerah) misalnya, memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan
daerah, dimana surat kabar itu terbit. Masyarakat juga selalu membutuhkan
informasi berita lokal dibandingkan berita nasional maupun internasional.
D.
Kiat Bertahan Hidup Untuk Surat
Kabar
Kiat mempertahankan surat kabar sebagai media massa
yang saat ini hidup di tengah masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah. Surat
kabar-surat kabar yang tidak bisa mendominasi di daerah dan publiknya sendiri
nantinya akan tergusur oleh media massa lain yang lebih diminanti oleh
masyarakat. Layaknya Kompas Group dengan harian Kompasnya. Mereka mulai
melebarkan sayap perusahaan tidak hanya sebagai surat kabar tingkat nasional,
melainkan mulai memasuki ranah media televisi dan online agar media mereka tidak tumbang dengan hanya mengandalkan
satu media saja. Perluasan media menjadi salah satu hal penting agar kehidupan
surat kabar tidak mati begitu saja tanpa perlawanan yang berarti.
Kualitas pemberitaan juga harus diperhatikan untuk
surat kabar. model verifikasi dan cover
both side harus dipakai dengan baik oleh media cetak. Karena media online pun tidak kalah dalam hal
pemberitaan. Pemberitaan yang bermutu dan berimbang bisa menjadi pilihan
masyarakat dalam memilih bacaan atau media mana yang akan mereka konsumsi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Apa yang sudah dijelaskan panjang lebar oleh penulis
dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.
Bahwa
memang media cetak, khususnya surat kabar tengah dikepung oleh
gempuran-gempuran media massa lainnya khususnya internet yang saat ini membuat
kehidupan surat kabar menjadi semakin sulit
2.
Ada
beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat dimasing-masing media tersebut,
adapun kelebihan media cetak, yaitu :
harganya dapat dijangkau oleh semua kalangan, berita yang disampaikan
lebih banyak dan mampu menjelaskan secara lengkap, dapat dibaca berkali-kali
dengan cara menyimpannya, mudah dibawa kemana – mana.
Kekurangan
media cetak yaitu : berita yang tampil bukan merupakan berita terbaru (berita
kemaren), biaya untuk memproduksi media cetak lebih besar dibandingkan media
digital, waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan media cetak cenderung
lebih lama.
3.
Perluasan
media menjadi kunci untuk mempertahankan eksistensi media cetak, bukan hanya
masalah pendanaan, namun juga dengan adanya berbagai macam media semakin
menambah banyaknya konten yang disuguhkan kepada masyarakat.
DAFTAR REFERENSI
Briggs, Asa dan Peter Burke. 2006. Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg Sampai
Internet (Edisi terjemahan Rahman Zainuddin: Edisi 1). Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat.
2005. Jurnalistik, Teori dan Praktik.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Onong Uchjana Effendy. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soyomukti, Nurani.
2010. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa (diterjemahkan oleh Tri Wibowo BS). Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group
Nur Elda. http://www.kompasiana.com/elda.unitri/nasib-media-cetak-di-tengah-era-digital_55290be16ea834eb248b459a diakses pada Rabu 27 April 2016 pukul 12.22
http://hurek.blogspot.co.id/2009/02/masa-depan-koran-di-indonesia.html diakses pada Rabu 27 April 2016 pukul 11.45
http://www.rappler.com/indonesia/117757-senjakala-media-cetak-bre-redana diakses pada Rabu 27 April 2016 pukul 12.05
Comments
Post a Comment