Perdebatan Teori Darwin Dan Einstein (1)
Ditulis oleh Epochtimes |
|
Awal
abad ke-21 ini, terdapat dua tahun peringatan yang penting, yaitu 2005
dan 2009. 2005 merupakan peringatan 100 tahun Einstein menemukan teori
Relativitas, dan untuk memperingati fisikawan besar ini, tahun tersebut
ditetapkan sebagai “Tahun Fisika Internasional”. Sedang 2009 merupakan
150 tahun Darwin mengumumkan teori Evolusi, terdapat juga sejumlah
kegiatan peringatan di berbagai wilayah dunia.
Meskipun keduanya sama-sama sebagai periset alam
semesta dan kehidupan, namun pandangan Darwin dan Einstein sangatlah
berbeda. Darwin mengemukakan hipotesis bahwa manusia adalah hasil
evolusi dari hewan. Sedangkan Einstein berpandangan bahwa hukum alam
semesta adalah maha karya Tuhan.
Pengaruh dari
dua ilmuwan besar ini telah melampaui abad, dua kubu ideologi
“atheisme” dan “theisme” telah melakukan perdebatan akbar zaman ini
atas nilai-nilai fundamental umat manusia masih merupakan fokus
perhatian dunia.
Teori Evolusi Darwin: Manusia berasal dari hewan yang berevolusi
Menurut
catatan kitab Kejadian dalam Alkitab, Tuhan menciptakan alam semesta,
manusia, dan segala isinya. Pada hari pertama Tuhan menciptakan
terang, pada hari kedua menciptakan cakrawala, hari ketiga memisahkan
daratan dan lautan, dan memungkinkan tanah menumbuhkan tumbuhan,
menumbuhkan sayuran yang berbenih, pohon yang berbuah, pada hari
keempat menciptakan dua buah benda penerang besar, yang besar mengatur
siang, dan yang kecil mengatur malam, juga membuat banyak bintang, pada
hari kelima menciptakan ikan dan burung, pada hari keenam menciptakan
hewan, ternak, serangga, serta menciptakan manusia menurut citra-Nya
sendiri, diciptakan pria dan perempuan maka terjadilah demikian. Tuhan
melihat semua yang diciptakan-Nya sangatlah baik, maka pada hari
ketujuh lalu beristirahat.
Darwin pernah menuntut
ilmu di fakultas kedokteran Universitas Edinburgh, kemudian melanjutkan
kuliah di fakultas teologi di Universitas Cambridge. Perjalanannya
menjelajahi berbagai benua. Teori evolusi memiliki banyak cacat bawaan,
di samping topik asal-usul biologi memang terlalu besar sehingga sulit
untuk dijelaskan, nilai pembuktian memang jelas kurang memadai, dan
bahkan terdapat banyak bukti sangkalan yang sangat kuat untuk
menggulingkan teori evolusi. Sejarah makhluk hidup sangat panjang,
waktu tidak dapat diputar kembali sehingga tidak mungkin hanya dengan
sedikit jumlah bukti dapat disimpulkan sejarah panjang perkembangannya.
Pada
intinya, teori evolusi sangat mirip dengan keadaan di mana pengadilan
telah “menjatuhkan hukuman dahulu sebelum menyidik” dengan bukti-bukti
yang kurang memadai, dan dengan perlahan-lahan baru dicarikan
bukti-bukti lebih lanjut.
Bukti-bukti yang mampu
menggulingkan teori evolusi sangat berlimpah, ada dua bukti kuat yang
bahkan Darwin sendiri tidak dapat menjelaskannya:
1. Ledakan jumlah makhluk hidup pada zaman Kambrium
Kira-kira
lima ratus tiga puluh juta tahun yang lalu, hanya dalam waktu singkat
selama puluhan ribu tahun, hampir semua filum (rumpun terbesar dalam
klasifikasi makhluk hidup) makhluk hidup telah muncul dalam waktu
bersamaan di atas bumi. Ini disebut ledakan besar zaman Kambrium
(Cambrain Explosion), dalam hal ini ledakan besar dimaksudkan sebagai
munculnya makhluk hidup secara besar-besaran pada saat tersebut.
Darwin
juga mengakui, “Fenomena ledakan besar Kambrium masih belum bisa
dijelaskan, hal ini memang dapat digunakan sebagai bukti untuk
menyerang pandangan saya.”
Jika teori evolusi
benar-benar seperti yang dikatakan Darwin, adalah berlangsung secara
sedikit demi sedikit, maka kurun waktu selama jutaan tahun bagaimanapun
juga tetap tidak cukup untuk menyelesaikan proses tersebut.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa hampir semua jenis nenek moyang hewan
yang ada memulai perjalanannya pada garis awal yang sama.
Sesungguhnya, ledakan besar zaman Kambrium merupakan rintangan yang
tidak dapat dilewati oleh teori evolusi.
2. Asal-usul manusia
Darwin pernah berkata, “Hanya evolusi manusia saja, yang bagaimanapun juga tidak dapat dijelaskan dengan teori evolusi saya.”
Memang,
dari sudut pandang teori evolusi, kecepatan evolusi manusia memang
terlalu pesat. Dilihat dari jumlah sel otak, kera besar (sejenis orang
utan) zaman ini memiliki sel otak 1 miliar, sedangkan manusia zaman ini
memiliki 14 miliar; jumlahnya meningkat 14 kali, namun perubahan
intelektualnya telah terjadi lompatan besar. Dari bukti ini sangat
kuat mengindikasikan bahwa cladogram dari teori evolusi ini tidak benar.
Pada
1972, ditemukan sebuah fosil tengkorak humanoid yang diberi nomor
KNM-ER-1470, disingkat sebagai manusia no. 1470. Menurut
karakteristiknya terdapat kemiripan dengan manusia modern (5.000 tahun
yang lalu), termasuk klasifikasi Homo Genus. Dibandingkan dengan yang
dikatakan oleh evolusionis sebagai nenek moyang manusia yaitu:
Australopithecus (2 juta tahun yang lalu) dan Homo erectus (0,5 juta
tahun yang lalu ) masih jauh lebih maju, tetapi dia justru telah ada
sejak 2,9 juta tahun yang lalu. Sejauh ini tidak ada seorang
evolusionis yang dapat memasukkan manusia no. 1470 ke dalam posisi
pohon evolusi (cladogram).
Mengapa terjadi pengultusan Darwinisme
Mengapa
hipotesa teori evolusi dapat berkembang menjadi pengultusan terhadap
Darwinisme? Pada hakekatnya, teori evolusi kekurangan bukti-bukti
ilmiah yang seksama, hanya karena sesuai dengan lingkungan dan
pemikiran antitheis pada waktu itu (ilmu pengetahuan, demokrasi dan
industrialisasi), sebab itu telah mendapatkan pengakuan dan kehormatan,
dan secara bertahap berkembang menjadi pengultusan membuta terhadap
suatu doktrin.
Meskipun kekurangan bukti yang
memadai, namun para atheis masih sangat mencintai teori evolusi;
akhirnya terpaksa mengikat jadi satu hukum genetika dari Mendel dan
teori evolusi dari Darwin. Pada 1937, Genetika dan The Origin of
Species dari Dobzhansky merupakan teori terpadu modern dari kombinasi
teori evolusi dan genetika, bukti-bukti ilmu genetika diubah menjadi
bukti-bukti teori evolusi, sehingga teori evolusi yang telah kalah
dihidupkan kembali.
Mendel adalah cikal bakal
ilmu genetika, sejak awal sampai akhir hayatnya, ia merupakan seorang
pastur yang beriman kepada Tuhan. Penggabungan hukum genetik dari
Mendel dengan hipotesa teori evolusi dari Darwin sangatlah konyol; sama
halnya dengan menyamakan Mendel yang beribadah kepada Tuhan dan Darwin
yang berkhianat kepada Tuhan. Ini benar-benar merupakan pencemaran nama
baik Mendel!
Kerugian akibat teori evolusi Darwin
Meskipun
teori evolusi tidak menemukan bukti-bukti kuat dalam ilmu alam, tetapi
dalam ilmu sosial telah menemukan jalannya, bahkan telah menjadi
faktor-faktor yang kuat bagi para atheis dan orang-orang berambisi
tinggi.
Pada 1851, Hobbs Spencer menerbitkan
Statika Sosial, menerapkan teori evolusi pada ilmu sosial dan
beranggapan bahwa kelangsungan hidup masyarakat dalam persaingan
adalah sama dengan seleksi alam dalam biologi, berpendirian bahwa
setiap orang tidak selayaknya tunduk pada pembatasan pemerintah atau
organisasi sosial, secara alami mengembangkan kemampuannya, untuk
mendapatkan kepentingan pribadi. Ideologi seleksi alam dalam
persaingan, kelangsungan hidup bagi yang dapat menyesuaikan diri telah
digunakan para ambisionis, dan telah mengakibatkan bencana besar
Nazisme dan komunisme pada abad ke-20.
1. Teori evolusi telah dimanfaatkan Nazisme
Adolf
Hitler di Kota Nürnberg menyatakan, “Ras kelas atas memperbudak ras
kelas bawah... Merupakan kebenaran umum yang kita lihat dalam alam,
bahkan dianggap sebagai satu-satunya kebenaran umum yang dapat
diperoleh.” Selama Perang Dunia II, Hitler telah membantai sebanyak
enam juta orang Yahudi, Nazi Jerman telah memanfaatkan Darwinisme
sosial sebagai dalih untuk membela rasisme.
2. Teori evolusi telah dimanfaatkan komunisme
Dalam
Das Kapital Karl Heinrich Marx merujuk langsung ke teori evolusi Darwin
sebagai dasar teoritis masyarakat komunisme. Dia sangat memuji teori
evolusi katanya, “Karya tulis Darwin sangat berarti, buku ini dapat
berfungsi sebagai dasar ilmiah bagi saya untuk mempelajari fase-fase
sejarah perjuangan.”
Mao Zedong yang membangun
komunisme di China secara terbuka menyatakan, “Sosialisme China
didirikan atas Darwinisme dan teori evolusi.” Sangat disayangkan, sejak
1949 Partai Komunis China melalui berbagai gerakan politik (anti tiga
anti lima, Lompatan Besar ke Depan, Revolusi Kebudayaan, dan
lain-lain), mengakibatkan setidaknya 80 juta orang terbunuh.
Einstein: Tuhan mengatur kekuatan mengorbitkan planet
Einstein
diakui sebagai ilmuwan terbesar dalam sejarah. 1905 merupakan tahun
yang sangat penting bagi Einstein dalam menunjukkan kejeniusannya. Saat
itu ia berusia 26 tahun baru saja lulus dari perguruan tinggi, dan
menjabat sebagai teknisi kelas tiga di Kantor Paten Swiss.
Dengan
memanfaatkan waktu luangnya dalam satu tahun ia telah menyelesaikan
enam buah tesis yang bermakna dalam membuka lembaran zaman baru. Di
antaranya termasuk teori relativitas dalam arti sempit, rumus persamaan
hubungan antara massa dan energi (E = mc2). Ia dianugerahi Penghargaan
Nobel Fisika pada 1921.
Suatu hari, seorang
reporter mengunjungi Einstein, untuk memberikan pandangannya tentang
masalah agama dan keberadaan Tuhan. Kebetulan Einstein baru saja
mengantar seorang tamu untuk pulang. Einstein bertanya, “Apakah Anda
tahu siapa yang meletakkan cangkir kopi dan yang lainnya di sini?”
Reporter menjawab: “Tentu saja Anda.”
Einstein
selanjutnya berkata, “Benda-benda seperti cangkir kopi kecil dan
lain-lain masih membutuhkan suatu kekuatan untuk mengaturnya. Coba Anda
pikir, seberapa banyak planet dalam alam semesta dan setiap planet
selalu melintasi orbitnya dengan konsisten, kekuatan pengatur orbit ini
adalah Tuhan.”
Newton: Pada ujung teleskop terlihat jejak-jejak Tuhan
Isaac
Newton merupakan ilmuwan yang paling dikagumi Einstein. Ia pernah
berkata dengan rendah hati, “Ilmuwan yang benar-benar besar adalah Sir
Isaac Newton, saya hanyalah mengadakan koreksi terhadap
kekeliruan-kekeliruan dalam perhitungan Newton.”
Bakat
jenius Newton beraneka ragam, ia mencapai prestasi yang cemerlang dalam
astronomi, geografi, matematika, teologi dan aspek-aspek lain. Maha
karyanya yang paling terkenal The Mathematical Principles of Natural
Science (Prinsip Matematis Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan landasan
ilmu pengetahuan modern.
Halley seorang astronom
terkenal Inggris, teman baik Newton, dialah yang menghitung orbit Komet
Halley. Halley tidak percaya bahwa semua benda dalam alam semesta
diciptakan Tuhan. Pada suatu ketika, Newton membangun sebuah model
tata surya, pada pusatnya ada matahari berlapis emas, dikelilingi oleh
semua planet utama sesuai dengan lokasinya semua diatur dalam barisan
yang rapi, dengan menggerakkan sebuah engkol masing-masing planet
berotasi sesuai dengan orbit mereka sendiri secara harmonis,
tampilannya sangat indah.
Pada suatu hari Halley
berkunjung dan melihat model tersebut, bermain untuk waktu yang lama,
tiada habisnya mengagumi, lalu bertanya siapa yang membuatnya. Newton
menjawab bahwa model ini tidak ada yang merancang ataupun membuatnya,
terbentuk hanya secara kebetulan dari berbagai bahan yang bertemu
menjadi satu. Halley mengatakan bahwa, bagaimanapun juga pasti ada
orang yang membuatnya dan orang tersebut merupakan seorang jenius.
Newton
kemudian menepuk bahu Halley dan berkata, “Meskipun model ini sangat
bagus, namun dibandingkan dengan tata surya yang sebenarnya,
benar-benar tidak berarti. Anda bahkan yakin pasti ada orang yang
menciptakannya, apa lagi tata surya yang triliunan kali lebih canggih
daripada model ini, bukankah itu berarti seharusnya ada Tuhan yang
serba bisa, dengan kecerdasan tingkat tinggi telah menciptakannya?”
Halley tiba-tiba tersadarkan dan akhirnya mempercayai keberadaan Tuhan.
Newton
juga merupakan seorang teolog, mengabdikan hidupnya untuk studi
teologi, menggali ilmu pengetahuan sebagai sampingan. Dia berbicara
tentang prestasi ilmiah yang telah dicapai, mengatakan bahwa dia hanya
“mengikuti ide-ide dari Tuhan, berpikir mengikuti pemikiran Tuhan”. Ia
lalu meringkas pandangannya tentang alam semesta, berkata, “Alam
semesta dan segala isinya, pastilah diatur dan dikendalikan Tuhan yang
Maha Kuasa. Pada ujung teleskop sebelah sana, aku melihat jejak-jejak
Tuhan.”
Pandangan Einstein mengenai Tuhan patut direnungkan
Pada
suatu wawancara, Einstein mengatakan, “Beberapa orang berpandangan
bahwa agama tidak sejalan dengan kebenaran ilmiah. Saya adalah seorang
periset sains, saya sangat mengetahui bahwa saat ini ilmu pengetahuan
hanya dapat membuktikan keberadaan sebuah benda, tetapi tidak dapat
membuktikan ketiadaan suatu benda. Oleh karena itu, jika kita masih
belum dapat membuktikan keberadaan benda-benda tertentu, tidaklah dapat
disimpulkan bahwa benda itu tidak ada.”
Einstein
lebih lanjut memberikan contoh tentang penemuan inti atom. Dia
berkata, “Sebagai contoh, bila beberapa tahun lalu, ketika kami belum
dapat membuktikan keberadaan inti sebuah atom, seandainya kami dengan
ceroboh menyimpulkan bahwa inti atom tidak ada, maka dalam perspektif
hari ini, bukankah kami telah melakukan kesalahan yang sangat besar?”
Pada
akhir wawancara, Einstein dengan jujur mengatakan ia percaya akan
keberadaan Tuhan, “Dengan demikian, jika sekarang tidak ada bukti
ilmiah keberadaan Tuhan adalah karena ilmu pengetahuan belum berkembang
sampai ke taraf itu, jadi bukan berarti Tuhan tidak ada. Secara
singkat, perasaan panca indera manusia ada batasnya dan tidak bisa
merasakan kehadiran Tuhan. Ilmu pengetahuan juga tidak dapat menyangkal
keberadaan Tuhan. Oleh karena itu, kita hendaknya yakin akan keberadaan
Tuhan.”
Di antara semua makhluk di bumi, hanya
manusia yang telah mengembangkan kebudayaan yang cemerlang, memiliki
organisasi sosial yang sempurna, ritual-ritual keagamaan, pendidikan
di sekolah, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menunjukkan kemampuan
kinerja mental yang tinggi, seperti sastra, seni lukis, sendratari dan
lain-lain. Hal ini didapatkan tidak berkembang pada makhluk hidup yang
lain. Teori evolusi Darwin tidak dapat menjelaskan asal usul kemampuan
mental dan moral manusia.
Terlebih penting lagi,
manusia memiliki hati yang baik, memiliki moralitas, yang tidak
dimiliki hewan apapun, hal ini tidak pula dapat dijelaskan teori
evolusi Darwin. Einstein mengakui pandangan filsuf Baruch de Spinoza,
“jiwa” yang tak berwujud dan tubuh yang berwujud adalah satu. Orang
Kristen percaya bahwa manusia selain memiliki tubuh, juga memiliki roh,
roh mirip dengan yang dikatakan Taoisme dunia Timur primordial spirit
(jiwa utama). Moralitas manusia berasal dari roh dan jiwa.
Temukan kebaikan diri sendiri, tinggalkan teori evolusi
Einstein
beranggapan bahwa dasar moralitas adalah melampaui kepentingan
individu. Untuk diri sendiri hendaknya yang sepele, sedangkan bagi
orang lain lebih banyak lebih baik. Maksudnya, demi “kepentingan umum”,
bukan “kepentingan pribadi”, inilah hati yang baik (jiwa, roh). Bila
hanya untuk kepentingan individu adalah egois, tidak baik, mirip yang
dikatakan Darwin tentang perjuangan hidup, yang cocok bertahan hidup,
yang tidak cocok tersingkirkan. Ini merupakan naluri hewan.
Setiap
orang memiliki hati yang baik, akhirnya akan menemukan watak hakiki
yang baik. Umat manusia juga akan sadar dan menyingkirkan teori evolusi
yang tidak sesuai watak manusia. Einstein berpendapat, “Hendaknya
memanfaatkan kekuatan dari kebaikan, ketulusan dan keindahan yang dapat
dipupuk pada diri manusia.” Inilah moralitas manusia.
Tidak
diragukan lagi, Einstein dan Newton adalah dua bintang yang paling
menyilaukan dalam sejarah ilmu pengetahuan. Melalui interpretasi
mereka, kita mengerti akan alam semesta. Namun alam semesta luasnya
tak terbatas, umat manusia sangat kecil tak berarti. Seperti yang
dikatakan Newton, “Jika dibandingkan dengan ciptaan Tuhan yang maha
besar, karya saya hanya seperti anak kecil yang mengambil sebuah batu
dan kerang kecil di pantai. Kebenaran luas bagaikan lautan dan jauh
melebihi apa yang dapat kita intai.”
Sejarah Bumi
sudah beberapa miliaran tahun, spesies makhluk hidup di Bumi ada 5-30
juta jenis, jawabannya tentu saja tidak bisa didapatkan Darwin hanya
melalui perjalanan selama 5 tahun dalam Little Beagle-nya (Anjing
Pemburu Kecil).
Benar seperti yang dikatakan
Einstein, kehidupan di Bumi juga seperti planet dalam alam semesta,
merupakan sebuah pengaturan yang cerdik dari Tuhan. Yang paling
menyedihkan, teori evolusi telah dimanfaatkan para atheis sebagai alat
untuk menghancurkan moralitas manusia, agar orang-orang menjauhi agama,
menjauhi Tuhan, tanpa rasa malu, tanpa hati yang baik, melakukan
praktek sewenang-wenang. Hal ini juga tidak diduga Darwin pada waktu
itu. Semua manusia memiliki hati nurani yang baik, mereka pastilah
akan sadar, menemukan jati diri sendiri yang baik, dan meninggalkan
teori evolusi. (New Epoch Weekly/prm)
|
Comments
Post a Comment