PERMASALAHAN KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

PERMASALAHAN KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
“Hambatan Komunikasi Sebagai Pemicu Konflik SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan)”
Makalah
Komunikasi Budaya



Universitas Semarang
2014
Fakultas Teknologi, Informasi, dan Komunikasi

Disusun Oleh:
Nama                                      : Muhammad Izzaul Haque
NIM                                        : G.311.13.0047
Program Studi                       : Ilmu Komunikasi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Konflik antar budaya terutama yang berkaitan dengan isu SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antar Golongan) sering kali terjadi di Indonesia dan dunia karena adanya hambatan komunikasi dan permasalahan komunikasi yang mengakibatkan terjadinya konflik karena komunikasi tidak bisa berjalan dengan lancar. Dengan budaya yang berbeda dan latar belakang yang berbeda pula pasti mempengaruhi cara seseorang atau golongan dalam berkomunikasi, dan ini sering kali mengakibatkan salah tafsir atau persepsi antara orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda, dan sering kali menimbulkan konflik karena kesalah fahaman.

Dalam kajian makalah ini, saya ingin mengupas lebih dalam lagi, apa itu konflik? Dan mengapa konflik itu bisa terjadi? Serta hambatan komunikasi apa yang dapat memicu kebuntuan komunikasi sehingga menimbulkan konflik? Apa pemecahan masalah untuk menghindari permasalahan komunikasi ini agar terjalin hubungan antar budaya yang damai?


B.     Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Apa itu konflik?
2.      Mengapa konflik bisa terjadi?
3.      Apa saja hambatan dalam berkomunikasi yang dapat memicu konflik?
4.      Apa solusi untuk memecahkan permasalahan komunikasi antar budaya?




C.    Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah untuk:

1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi budaya
2.      Agar pembaca makalah ini tahu dan memahami apa itu konflik
3.      Agar pembaca makalah ini tahu dan memahami mengapa konflik bisa terjadi
4.      Agar pembaca makalah ini paham dan mengetahui apa saja hambatan dalam berkomunikasi
5.     Agar pembaca makalah ini dapat menarik kesimpulan mengenai tindakan apa yang harus diambil agar konflik bisa diselesaikan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Apa Itu Konflik?
Konflik berasal dari kata kerja Latin configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Sering kali isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Agama) menimbulkan konflik tersendiri di masyarakat dunia, atau pun Indonesia. Karena kurangnya budaya untuk saling mengerti dan cara berkomunikasi yang terkadang salah mengakibatkan konflik yang memakan korban jiwa maupun harta.

B.     Mengapa Konflik Bisa Terjadi

Konflik dapat terjadi dengan berbagai sebab, penyebab terjadinya konflik dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu:

1.      Karakteristik Individual

a.      Nilai sikap dan Kepercayaan (Values, Attitude, and Baliefs) atau Perasaan kita tentang apa yang benar dan apa yang salah, untuk bertindak positif maupun negatif terhadap suatu kejadian, dapat dengan mudah menjadi sumber terjadinya konflik.
b.  Kebutuhan dan Kepribadian (Needs and Personality) Konflik muncul karena adanya perbedaan yang sangat besar antara kebutuhan dan kepribadian setiap orang, yang bahkan dapat berlanjut kepada perseteruan antar pribadi. Sering muncul kasus di mana orang-orang yang memiliki kebutuhan kekuasaan dan prestasi yang tinggi cenderung untuk tidak begitu suka bekerjasama dengan orang lain.
c.  Perbedaan Persepsi (Perseptual Differences) Persepsi dan penilaian dapat menjadi penyebab terjadinya konflik. Misalnya saja, jika kita menganggap seseorang sebagai ancaman, kita dapat berubah menjadi defensif terhadap orang tersebut.

2.      Faktor Situasi

a.   Kesempatan dan Kebutuhan Barinteraksi (Opportunity and Need to Interact): Kemungkinan terjadinya konflik akan sangat kecil jika orang-orang terpisah secara fisik dan jarang berinteraksi. Sejalan dengan meningkatnya assosiasi di antara pihak-pihak yang terlibat, semakin mengikat pula terjadinya konflik. Dalam bentuk interaksi yang aktif dan kompleks seperti pengambilan keputusan bersama (joint decision-making), potensi terjadinya koflik bahkan semakin meningkat.
b.      Ketergantungan satu pihak kepada Pihak lain (Dependency of One Party to Another):
Dalam kasus seperti ini, jika satu pihak gagal melaksanakan tugasnya, pihak yang lain juga terkena akibatnya, sehingga konflik lebih sering muncul.
c.       Perbedaan Status (Status Differences): Apabila seseorang bertindak dalam cara-cara yang “arogan” dengan statusnya, konflik dapat muncul. Sebagai contoh, dalam engambilan keputusan, pihak yang berada dalam level atas organisasi merasa tidak perlu meminta pendapat para anggota tim yang ada.

C.    Hambatan - Hambatan Dalam Berkomunikasi yang Dapat Menimbulkan Konflik

Secara umum komunikasi antarbudaya adalah “Proses saling berbagai informasi, pengetahuan, perasaan dan pengalaman yang dilakukan oleh manusia dari berbagai budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap yang dikomunikasikan. Hambatan- Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya terjadi karena alasan yang bermacam-macam karena komunikasi mencakup pihak-pihak yang berperan sebagai pengirim dan penerima secara berganti-ganti maka hambatan-hambatan tersebut dapat terjadi dari semua pihak.

Dan ada banyak faktor yang menjadi penyebab hambatan dalam berkomunikasi, di antaranya:
1.      Hambatan pada sumber: sumber komunikasi itu berasal dari komunikator, bila sumber informasi itu tidak bisa dipahami dan dimengerti
2.      Hambatan pada saluran: Hambatan pada saluran terjadi karena adanya ketidak beresan pada saluran komunikasi. Hal ini juga dikatakan sebagai hambatan media karena media berarti alat untuk menyampaikan pesan. Gangguan-gangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus, suara radio tidak jelas, tulisan tak jelas, suara tidak jelas, gambar pada televisi tidak jelas, dan sejenisnya, itu semua menunjukkan ketidakberesan saluran komunikasi atau media tadi.
3.      Hambatan pada Komunikan atau sasaran: Sasaran adalah manusia dengan segala keunikannya, baik, dilihat dari kacamata fisiologi maupun lebih-lebih lagi kacamata psikologi. Perbedaan fisik dan psikis terkadang dapat menimbulkan permasalahan dalam komunikasi
4.      Hambatan teknologi dan pendidikan: Yang dimaksud dengan hambatan teknologi adalah semua hambatan yang secara sistem terjadi akibat dari unsur human error akibat adanya pendidikan yang masih timpang, yang membuat masyarakat sekarang banyak yang tidak siap dengan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi. Dan hal ini menjadi salah satu pemicu dari konflik dari
5.      Hambatan internal: hambatan yang terdapat dalam lingkungan individu atau kelompok
6.      Hambatan eksternal: hambatan yang berada di luar individu atau kelompok, berupa situasi lingkungan, dan lain-lain.
Dari hal-hal di atas, konflik bisa tercipta dari kesalahan-kesalah komunikasi yang dapat menyebabkan asumsi-asumsi dan salah tafsir dalam mengartikan suatu informasi. Hambatan demi hambatan yang ada memang selama ini menjadi pemicu dalam konflik.
Misalnya saja konflik antarbudaya yang terjadi pada tahun 1999 – 2001, yakni konflik sampit yang menyebabkan ratusan orang tewas dengan cara yang sadis dan ribuan orang lainnya mengungsi. Konflik yang terjadi antara etnis Madura dan etnis Dayak terjadi karena kurang harmonisnya hubungan antara kedua etnis ini dalam kehidupan sehari-hari. Hambatan komunikasi dan hambatan “kesejahteraan” di antara kedua etnis ini menjadi semakin runcing karena “berita angin” yang menyudutkan salah satu etnis. Akibatnya meletuslah konflik sampit yang menjadi konflik terburuk pasca reformasi.

D.    Pemecahan Permasalahan Komunikasi Antar Budaya

Cara mengatasi Hambatan dan Memperbaiki komunikasi agar menjadi lebih efektif  adalah:
1.      Memelihara iklim komunikasi terbuka: Iklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi dan kebiasaan. Komunikasi terbuka akan mendorong keterusterangan dan kejujuran serta mempermudah umpan balik.
2.      Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi
3.      Memahami kesulitan komunikasi antarbudaya: Majunya perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya interaksi antarbudaya baik dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional. 
4.      Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima: Menggunakan pendekatan yang berpusat pada penerima berarti tetap mengingat penerima ketika sedang berkomunikasi.
5.      Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggungjawab untuk memperoleh dan membagi informasi. Teknologi dapat dipergunakan untuk menyusun , merevisi dan mendistribusikan pesan. Penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan bijaksana akan mendorong terciptanya komunikasi yang efektif. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
1.      Memahami penerima pesan
2.      Menyesuaikan pesan dengan penerima
3.      Mengurangi jumlah pesan
4.      Memilih saluran atau media yang tepat
5.      Meningkatkan keterampilan berkomunikasi





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
2.      Konflik dapat terjadi dengan berbagai sebab, penyebab terjadinya konflik dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu: (1) Karakteristik visual (permasalahan yang ada di dalam individu), (2) Faktor Situasi (lingkungan di sekitar individu)
3.      Hambatan dalam komunikasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua bagian: (1) hambatan internal (hambatan yang ada di dalam individu), (2) hambatan eksternal (hambatan yang ada di luar individu)
4.      Pemecahan permasalahan antar budaya bisa diselesaiikan dengan komunikasi yang lebih intim dan pendekatan yang lebih memandang seseorang itu sama dan memahami satu sama lain.



DAFTAR REFERENSI:

Comments

Popular posts from this blog

NASKAH DRAMA MINAK JINGGO DAN DAMARWULAN

Contoh Naskah Drama Teatrikal (Kampanye Stop KDRT Jateng 2016)

Contoh Script Acara Televisi (Tugas Produksi Tv)