Pendidikan Ala Pesantren, Solusi untuk Pendidikan di Era Globalisasi



NAMA                 : MUHAMMAD IZZAUL HAQUE
NIM                     : G.311.13.0047
PROGDI              : ILMU KOMUNIKASI (A)
TUGAS               : DASAR – DASAR JURNALISTIK

  
Pendidikan merupakan salah satu hal penting di era modern sekarang ini, banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah favorit yang bertaraf nasional maupun internasional walaupun biayanya sangatlah menguras kantong, karena sekolah tersebut dianggap memiliki mutu dan sistem pendidikan yang lebih baik daripada sekolah-sekolah konvensional yang ada di Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan konvensional pun saling berlomba untuk meningkatkan mutu dan kualitasnya agar bisa bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan kelas internasional. Dan mereka kebanyakan menganut sistem yang lebih mementingkan nilai akademis dibandingkan hal-hal non akademis yang dapat membangun siswa untuk lebih berprestasi. Inilah sistem pendidikan yang ada di Indonesia sekarang ini, yang lebih mementingkan hasil dibandingkan proses.


Salah satu yang mulai tergerus arus zaman adalah sekolah-sekolah keagamaan yang mulai ditinggalkan dan dipandang sebelah mata. Sekolah-sekolah yang berbasis agama, khususnya sekolah-sekolah yang menganut sistem ala pesantren yang sering dipersepsikan sebagai sekolah berpeci, laskar bersarung, sekolah ndelosor, dll. Padahal pesantren sendiri adalah sistem pendidikan konvensional pertama yang mengajarkan sistem ajar berguru dengan pemondokan yang sekarang lebih dikenal dengan asrama.

Melihat pendidikan nasional sekarang ini, yang lebih mementingkan nilai dibandingkan proses serta sistem pendidikan yang mengambil dari luar negeri yang masih setengah-setengah. Sistem pendidikan agama masih dianggap khusus hanya untuk lingkungan sekolah yang berbasis agama, tetapi mereka lupa esensi pendidikan agama khususnya yang ala pesantren. Pendidikan ala pesantren lebih mengedepankan kemandirian serta jiwa patuh santri (siswa) pada kyainya, serta pentingnya akhlak dan perilaku yang baik dalam penilaian santri yang menjalani pendidikan di pondok pesantren tersebut.

Khoir (19) mahasiswa IAIN Walisongo dan alumnus Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 yang merupakan sekolah tingkat atas (setingkat SMA) yang masih berlandaskan pendidikan ala pesantren berpendapat bahwa “melihat pendidikan konvensional sekarang ini justru menjadi pembanding yang baik dengan pendidikan ala pesantren yang selama ini kami dapatkan dulu sehingga bisa lebih memperkaya khazanah pendidikan kita sehingga kita bisa menimbang baik-buruk, kekurangan atau kelebihan dari sistem pendidikan yang ada. Dan juga sebagai alumnus sekolah yang bersistem ala pesantren bisa lebih mengembangkan lagi ilmu-ilmu yang sudah didapatnya dalam pendidikan tingkat lanjut seperti perguruan tinggi, saya di sini cukup mudah dalam melanjutkannya karena perguruan tinggi saya adalah perguruan tinggi yang cukup islami (IAIN Walisongo),” kata Khoir via sms.

Dan lagi teman satu sekolah saya dulu, Fittroh Abdul Malik (19) yang juga mahasiswa IAIN Walisongo punya pendapat yang berbeda, dia melihat “pendidikan di Indonesia ini masih tidak memuaskan, karena oknum yang bermain di lembaga-lembaga pendidikan malah membuat kebijakan yang sering kali menindas atau membebani siswa atau murid. Di sisi lain menurut dia  pesantren memberikan sebuah alternatif pendidikan,di tengah pendidikan yang ada selama ini. karena pesantren memberikan pendekatan yg lebih "manusiawi" seperti di sekolahku yang dulu (MA Futuhiyyah 1) adalah memanusiakan manusia. Pada hakikatnya semua sistem pendidikan adalah bagus tetapi ada oknum yg membisniskan pendidikan dan itu banyak dijumpai di pendidikan konvensional di Indonesia.” Kata Fittroh via Facebook.

Sistem pendidikan kita saat ini memang masih terdapat kelebihan maupun kekurangan tersendiri. Dibutuhkan pendidikan yang tidak hanya berkarakter saja, tapi harus ada pendidikan yang berakhlak, bermoral, dan pendidikan yang dapat dijadikan contoh untuk mengahadapi dunia yang semakin berkembang sekarang ini. Pendidikan ala pesantren adalah salah satu solusi di mana akhlak dijunjung tinggi dalam pembelajaran serta sosok guru adalah sosok yang penting dan dihormati. Guru juga harus menjadi contoh dan teladan bagi muridnya dalam melaksanakan pembelajaran. Semuanya harus berjalan berimbang dan sesuai kaidah yang ada, serta tidak bisa lepas dari aturan-aturan agama karena sebagai dasar pembentukan watak dan karakter peserta didik agar menjadi murid yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki moral dan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-harinya.

Comments

Popular posts from this blog

NASKAH DRAMA MINAK JINGGO DAN DAMARWULAN

Contoh Naskah Drama Teatrikal (Kampanye Stop KDRT Jateng 2016)

Contoh Script Acara Televisi (Tugas Produksi Tv)